Laman

Rabu, 27 Juni 2012

Hurt

Juni 2012,,, adalah bulan yang paling menydihkan buat aku... Mungkin bulan ini benar-benar bulan ujian buat aku... Kesabaran aku benar-benar diuji di bulan ini... Sabar ketika tak diberi, Ketika tak dijawab, Ketika di jatuhkan, ketika disusahkan, dan ketika di sisihkan.
Seandainnya waktu bisa berputar kembali, aku hanya inginkan sebuah perpisahan yang baik tanpa airmata bagiku dan bagimu. Atau bahkan aku mengharapkan tak pernah bertemu...

Sekarang semuanya benar-benar sudah berakhir dan usai. Tak ada sapaan pagi, semangat, dan salam tidur. Hari-hari mulai kembali hampa, sepi, sunyi dan gelap. Kini cinta itu telah pergi, hanya bisa di kenang dalam sepi, seperti asap meninggalkan api, ia tak akan pernah kembali.
Entah kenapa kehilanganmu saat ini terasa sakit dan seakan tak akan pernah ikhlas. Seandainya kau tahu apa yang aku rasakan sekarang, kemarin, dan saat ini, aku yakin kau akan bertahan jika kau ikut merasakannya.

3 bulan. Ya 3 bulan memang waktu yang sebentar bagi orang-orang yang sudah sering merasakan indahnya jatuh cinta, tapi bagi ku 3 bulan adalah waktu yang lama untuk memahami seseorang sepertimu, seseorang yang sulit untuk aku lupakan. Kenapa ga dari bulan pertama atau kedua saja kau akhiri ini semua. Kenapa harus sekarang, disaat hati ini ku serahkan seutuhnya kepadamu? Di saat aku mulai percaya seutuhnya dengan mu? Kenapa?
Kepergianmu saat ini seakan menjadi sabit menetakan hatiku hingga tenggorok diatas kerikil-kerikil sepiku. Sakit! Sedih! Semuanya menjadi satu. Rasa sakit ini merubahku menjadi arogan, kacau, dan keras. Ternyata rasa sakit ini membuatku berubah di lingkunganku, banyak yang sadar akan perubahan ku ini, tapi entah kenapa aku masih saja tidak bisa kuat dan ikhlas seutuhnya kepadamu. Dan! Tiba-tiba aku merindukan diriku yang dulu yang belum terlukai rindu dan kehilanganmu. Oh Tuhan Bantu saya!

Saat ini bayang wajahmu datang seperti kabut menyelimuti kesepianku, airmataku menjelma kunang-kunang tersesat dikesunyian itu. Sebisa mungkin aku menolak semua kenyataan ini. Tapi, Tiba-tiba kamu ada, berjalan dikepalaku, hingga aku tersadar ternyata aku memang merindukanmu.
Kerinduan padamu seperti surelisme diatas kanvas hatiku, sesuatu yang sangat sulit ku mengerti. Hanya padamu rindu yang letih ini hendak pulang. Hanya kepadamu tangan ini ingin memelukmu berulang-ulang. Peluklah aku sebentar saja, agar aku tenang seperti laut tanpa gelombang, seperti sunyi padang ilalang.
Dan kenangan seakan melambaikan tangan, mengajakku bermain dengan ingatan, tentang sebuah bayang, yang masih coba ku lupakan. Bayang-bayang hari lalu yang berserakan dikalender, betapa jauh memisahkan kenangandan kesendirianku.
Sepenuhnya hati ini hancur karenamu. Bahkan untuk melupakanmu, aku telah memilih untuk menyakiti hatiku sendiri, ribuan kali didalam sunyi. Airmata rindu ini sudah terlampau kering tak membekas. Tak ada yang bisa ku lakukan, hanya bisa tersenyum dalam hati melihat dirimu yang memilih dirinya.

Jika memang itu benar, dan mungkin sangat benar, hanya satu pertanyaan yang akan ku ajukan kepadamu. ‘mengapa secepat ini?’ hmm.. tak kusangka ternyata memang benar kau tak pernah mencintaiku dan menyayangiku seutuhnya seperti aku kepadamu.
Haha, maafkan semua presepsi-presepsi buruku kepadamu. Tapi memang selama ini semua presepsiku tentang kamu itu semua benar adanya.
Aku sangat berterima kasih kepadamu karena telah menyakitiku lebih dari orang-orang disekitarku. Kamu yang membuat aku seperti ini jadi jangan pernah salahkan semua sikapku kepadamu….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar